Minggu, 02 Mei 2021

3 Metode Pengeboran Yang Perlu Dipertimbangkan Untuk Pengujian Tanah Dan Batuan

 

             


Dalam rekayasa geoteknik, berbagai metode pemboran digunakan untuk lebih memahami tanah di bawah permukaan. Ada tiga metode umum untuk dipertimbangkan: bor batang padat (solid stem auger), bor batang berongga (hollow stem auger), dan putaran lumpur (mud rotary).

 

Berikut yang harus kita ketahui untuk masing-masing metode. 

Metode Pengeboran 1 - Bor Batang Padat

Solid stem augers (SSA) menggunakan auger penerbangan berkelanjutan yang secara mekanis menggali dan terus menerus mengangkut stek ke permukaan. Auger tersedia dalam diameter 3 hingga 14 inci. Penambahan batang padat memiliki sejumlah keunggulan. Ini menghasilkan jumlah stek yang mudah terkandung dan sedikit atau tidak ada cairan yang diperlukan dalam proses pengeboran. Operasi pengambilan sampel dinding tipis dan barel terpisah didukung. Karena persyaratan torsi yang lebih rendah untuk augering batang padat, rig pengeboran yang lebih kecil dapat digunakan. Melakukannya akan menyederhanakan manuver situs dan sering kali menimbulkan biaya yang lebih rendah.


Namun, metode pemboran ini juga memiliki sejumlah kelemahan. Untuk mendapatkan contoh tanah, auger batang padat harus dikeluarkan dari lubang. Oleh karena itu, teknik ini terbatas pada tanah yang stabil yang tidak akan runtuh saat auger dilepas. Pengambilan sampel tanah selama pengeboran auger batang padat membutuhkan banyak tenaga, terutama di lubang yang lebih dalam karena bor harus dikeluarkan dari lubang selama setiap prosedur pengambilan sampel. 

Metode Pengeboran 2 - Hollow Stem Auger

Hollow Stem Augers (HAS) biasanya digunakan untuk mengatur sumur pemantauan air tanah untuk aplikasi lingkungan dan geoteknik, tetapi juga dapat digunakan untuk mendapatkan sampel tanah. Pengeboran auger batang berongga menggunakan auger penerbangan berkelanjutan berdiameter besar (hingga diameter luar 14 inci) yang secara mekanis menggali dan terus-menerus mengangkut stek ke permukaan. Mata bor tengah, yang dipasang ke batang bor dan dibaut ke tutup penggerak auger, dimasukkan melalui kepala pemotong untuk menggali bagian tengah lubang. Saat pemboran dimajukan dengan menambahkan bagian auger, bagian batang bor ditambahkan, dengan mempertahankan mata bor tengah di muka mata mata pemotong.


Augering batang berongga memiliki sejumlah keunggulan. Auger bertindak sebagai selubung sementara selama dan pada saat penyelesaian pengeboran. Ini memfasilitasi pengambilan sampel tanah dan air dan pemasangan sumur pemantauan. Ini relatif cepat dan sedikit atau tidak ada cairan yang dibutuhkan dalam proses pengeboran. Selain itu, metode pengeboran ini dengan mudah mendukung pengambilan sampel dinding tipis dan barel terpisah.


Penambahan batang berongga memiliki beberapa kelemahan. Misalnya, ini terbatas pada pengeboran di sedimen yang tidak memiliki batuan yang baik hingga yang tidak memiliki batuan. Itu juga dibatasi pada kedalaman maksimum 150 kaki. Batuan dasar dangkal atau material lain yang sulit dibor dapat mengurangi kedalaman ini secara signifikan. Tekanan hidrostatis yang tinggi saat pengeboran lubang bor dapat menyebabkan masalah dengan pasir yang naik ke auger selama pengambilan sampel tanah dan pemasangan sumur.

 

 

Metode Pengeboran 3 - Putar Lumpur

Metode pengeboran lumpur berputar menggunakan mata bor yang dipasang di ujung batang bor dan dimajukan oleh putaran cepat dari mata bor. Stek dihilangkan dengan memompa fluida pengeboran (air atau air yang dicampur dengan bentonit atau penguat fluida lainnya) ke bawah melalui batang bor dan menggigit ke atas anulus, antara lubang bor dan batang bor. Cairan bor juga berfungsi untuk mendinginkan mata bor dan menstabilkan dinding lubang bor.


Metode pengeboran putar lumpur memiliki sejumlah manfaat. Ini adalah cara pengeboran yang sangat cepat dan efisien — rig pengeboran yang efisien dapat menghasilkan beberapa ratus kaki lubang per hari. Putaran lumpur dapat beradaptasi dengan berbagai kondisi geologi. Namun, kondisi bongkahan batu yang sangat besar dan tidak stabil tidak cocok untuk pengeboran putar lumpur. Pengambilan sampel sedimen didukung secara luas dan pengambilan sampel dinding tipis dan barel terpisah tersedia.


Putaran lumpur memiliki sejumlah kelemahan. Penggunaan cairan pengeboran mungkin memerlukan kendaraan pendukung untuk mengelola dengan benar dan menampung baik bahan baku maupun cairan pengeboran. Penggunaan fluida pengeboran juga dapat menyerang zona permeabel yang membahayakan validitas pengambilan sampel sumur pemantauan.


Tim ahli geoteknik RMG yang sangat terampil memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk menilai metode pengeboran mana yang terbaik untuk proyek Anda. Hubungi kami hari ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang layanan kami! 

Sabtu, 01 Mei 2021

Beasiswa-Beasiswa untuk Kuliah di ITB

 Halo, selamat pagi ðŸ™‚

Kali ini saya mau sharing banyak hal tentang beasiswa. Karena saya pernah kuliah S1 dan S2 di ITB, saya ingin fokus pada beasiswa-beasiswa apa saja yang ada di ITB atau beasiswa yang bisa dilamar untuk kuliah di ITB.

So, buat kalian yang sudah diterima di ITB maupun yang lagi on going kuliah di ITB, kalo kalian mengira kuliah di ITB itu mahal, ya benar kuliah di ITB memang mahal. Haha.

Tapi ada satu pepatah di sini “ga ada alasan DO di ITB karena masalah uang”. Karena beasiswa untuk kuliah di ITB banyak bener, bejibun. Yang penting kita aktif mencari informasi beasiswa, malahan beberapa informasi untuk jaman now sangat mudah dijangkau.

Berikut saya sharing pengalaman dan pengetahuan pribadi tentang beasiswa selama kuliah di ITB.

Beasiswa Bidik Misi

Salah satu beasiswa yang worth it banget yaitu Beasiswa Bidik Misi untuk mahasiswa S1. Beasiswa ini terkhusus untuk kalian yang kurang mampu dalam membiayai pendidikan. Buat kalian yang mau ngajuin Bidik Misi, timeline-nya beda-beda entah itu lolos lewat SBMPTN atau SNMPTN. Akses aja situs ini,

https://bidikmisi.belmawa.ristekdikti.go.id/

Terus kalian yang baru lulus seleksi masuk S1 ITB, kalian daftar di pmb.akademik.itb.ac.id sekalian isi data ekonomi sehingga bisa difasilitasi untuk mendapat bantuan biaya pendidikan. Ini saya lihatin gambarnya (update 2018).

Ini buat kalian mahasiswa baru ITB

Beasiswa dengan Banyak Pilihan di Lembaga Kemahasiswaan ITB

Lembaga Kemahasiswaan ITB atau yang biasa disebut LK adalah lembaga kampus yang mengurus seluruh hal berkaitan dengan kemahasiswaan di kampus gajah. Selain kegiatan-kegiatan kampus, program kreativitas mahasiswa, juga informasi beasiswa sangat banyak. Kalian tinggal pantengin dan update terus website beasiswa di LK ini,

http://kemahasiswaan.itb.ac.id/beasiswa/

Banyak banget beasiswa-beasiswa yang bisa kalian lamar, ada buat mahasiswa S1, S2 bahkan untuk program S3 pun ada. Dari yayasan seperti Tanoto, Bakrie, Bank-Bank yang ada di Indonesia, atau dari lembaga luar negeri. Dari Ikatan Orangtua Mahasiswa juga ada beasiswanya lho. Hehe. Terus, kalo kalian minat bisa juga ngajuin beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik, PPA, syaratnya ada nilai IP yang mesti dikonsistensikan.

Kalo kalian punya keterbatasan akses internet, gampang, kalian main aja ke kantor LK di Basement CC Barat, buka hari kerja, selain di mading-mading kalian bisa juga bertanya langsung ke petugas di loket beasiswa. Baik-baik dan ramah koq asal kalian sopan aja, hehe.

Website LK untuk beasiswa

Beasiswa dari Pemerintah Daerah

Ini saya ngalamin sendiri. Untuk beasiswa ini kalian bisa dapat informasi dari paguyuban, kakak kelas, atau guru SMA. Beberapa juga dapat diakses dari website LK ITB (http://kemahasiswaan.itb.ac.id/beasiswa/). Di website Salman ITB juga bisa diakses (http://kabar.salmanitb.com/category/pendidikan-2/).

Saya masuk ITB tahun 2010, waktu itu guru BK SMA nawarin mau daftar beasiswa dari Pemprov Jabar tidak, saya iyakan. Saya ikutin seluruh prosesnya dan lolos. Waktu itu Salman ITB juga menjadi lembaga yang menjadi bagian dari kerjasama beasiswa. Di tahun-tahun berikutnya nama beasiswa ini menjadi Beasiswa Perintis (kalian bisa update di http://kabar.salmanitb.com/category/pendidikan-2/)

Beasiswa dari Lembaga atau Program Sosial

Saya pernah ngajuin beasiswa Tanoto untuk kuliah S2 ITB, cuma gagal, hiks. Tapi tidak masalah, karena akhirnya bisa dapat beasiswa lain. Hehe. Beasiswa ini selain buat mahasiswa S2, juga diperuntukkan buat mahasiswa S1.

Tanoto Foundation adalah yayasan filantropi, yaitu memberikan bantuan atas dasar kemanusiaan. Salah satunya program National Champion Scholarship. Lembaga ini yayasan besar dan dimiliki oleh pengusaha besar Indonesia, Pak Tanoto. Buat prosedurnya, waktu itu saya dapat informasi dari website Tanoto di sini,

https://www.tanotofoundation.org/education/id/beasiswa-id/

Lengkapi administrasinya, terus tes psikotes, wawancara juga. Beasiswa ini buka terus lho tiap tahun, ITB langganan penerimanya.

Ohia, syaratnya kan waktu saya, tahun 2016, harus lampirkan surat pengalaman kerja minimal 2 tahun. It’s no problem jika kalian tidak punya. Saya waktu itu lolos-lolos aja administrasinya, soalnya ganti pakai surat keterangan pernah jadi asisten di laboratorium. Lumayan ngebantu buat syarat administratif.

Kalian bisa juga dapat beasiswa dari Corporate Social Responsibility (CSR). Ini biasanya berlaku kalau kalian putra daerah. Misal, di daerah kalian ada perusahaan, kalian bisa ngajuin buat biaya kuliah di ITB. Teman saya dapat beasiswa dari perusahaan panas bumi di tempat tinggalnya. Informasinya biasanya bisa akses ke ketua RT, lurah, atau camat. Kalau birokrasinya tidak memadai, kalian bisa samperin langsung tuh perusahaannya.

Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Ini beasiswa yang paling banyak diminati karena kalian bisa kuliah S2 atau S3 ke luar negeri atau di dalam negeri secara gratis. Buat kuliah di ITB juga tentu bisa dong. LPDP juga nyediain beasiswa lain seperti afirmasi, beasiswa dosen, dan bantuan tesis/ disertasi. Saya pernah ngajuin LPDP untuk bantuan tesis dan gagal. Haha

Ohia, buat kalian yang mau lamar LPDP, beasiswa ini cocok banget buat kalian yang punya semangat tinggi untuk berkontribusi bagi nusa dan bangsa. Haha. Link beasiswanya bisa diakses di sini,

https://beasiswalpdp.kemenkeu.go.id/

Beasiswa Unggulan

Beasiswa ini sering dibuka beberapa batch. Kalian yang gagal di batch pertama, masih bisa daftar untuk batch 2. Saya juga pernah daftar beasiswa unggulan saat on going S2 di ITB dan gagal (busyet banyak bener gagalnya), ya begitulah kehidupan, hmmm :).

Teman-teman saya beberapa banyak yang dapat beasiswa unggulan ini. Dana beasiswanya biasanya dikasih dua kali. Jadi kalo kalian dapet, siap-siap aja rekening kalian kemasukan duit puluhan juta. Hehe. Tapi ingat, untuk biaya yang menunjang kalian kuliah ya, ada pelaporannya juga soalnya.

Ini kalian akses aja website Beasiswa Unggulan di,

https://buonline.beasiswaunggulan.kemdikbud.go.id/login

Beasiswa Voucher ITB

Nah, tiba akhirnya pada beasiswa Voucher ITB. Beasiswa ini susah ditebak nih. Misterinya sampai saat ini, saya tidak tahu kenapa saya bisa lolos. Karena banyak lho yang apply beasiswa ini tapi ga pada lolos. Haha (bukan nyombong, kidding, krik). Dari sekian banyak beasiswa yang saya apply untuk kuliah S2 di ITB, dari LPDP hingga Unggulan dan lain-lain termasuk Tanoto hanya ini beasiswa yang berhasil saya tembus. Well kita bahas serius dulu.

Ini link beasiswanya http://www.sps.itb.ac.id/in/voucher/ atau kalian bisa lihat pengumuman yang edisi terbaru di sini

Link Beasiswa Voucher ITB

Beasiswa Voucher ini bantuan biaya kuliah aja ya, buat kalian mahasiswa pascasarjana ITB, S2 atau S3. Pengajuannya lewat website-nya Sekolah Pasca Sarjana (SPS) ITB. Di beasiswa ini, ada satu dokumen yang mesti dilengkapi yaitu Form Kesediaan menjadi Asisten Pengajar dan Peneliti. Waktu itu saya ngadap dosbing waktu S1, Pak Imam dan minta kesediaan beliau untuk menerima saya sebagai asisten di labnya. Dan doi bersedia. Ini beasiswa yang menemani perjalanan kuliah S2 saya.

Beasiswa Voucher ini tidak sama untuk setiap orang penerima. Ada yang dapat buat gratis biaya kuliah selama satu semester, 2 semester atau full 4 semester. Saya ga dapat full waktu itu, hanya semester 1, 3, dan 4. Jadi saya ngajuin lagi beasiswa ini pas mau masuk semester 3. Saya ngalamin saat ga ada uang kuliah buat biaya semester 2, udah apply sana sini ga ada yang keterima. Sad. Tapi overall sampai saat ini semua sudah terlewati.

________________________________________________________________________________________________________________________

Oke, jadi begitulah buat kalian yang kuliah di ITB. Jangan minder kalau kalian dari keluarga kurang mampu. Banyak lho beasiswa di ITB pas kalian sebelum masuk atau pas on going. Kalau kalian gagal di satu beasiswa, masih banyak pintu kesempatan lain.

Kalo diceritain tentang perjuangan dapetin beasiswa, banyak cerita mengharukan, bukan dari saya tentunya. Haha. Dari beberapa teman dan kenalan, dulu itu ga semudah sekarang akses beasiswa. Banyak mahasiswa ITB yang jualan donat, pakaian di pasar minggu, dan lain-lain. Tentu bukan buat bayar kuliah yang puluhan juta itu. Biasanya buat ngasah sisi wirausahanya atau buat biaya makan sehari-hari. Kalian yang cuma dapat bantuan kuliah aja, bisa juga pedekate ama dosen buat bantuin proyek dia, lumayan lah buat makan mah. Haha.

Tetap, saran saya kalian harus coba apply beasiswa. Ada kisah yang patut diceritakan di hari kelak. Teruslah mencari dan berusaha dan selesaikan apa yang kalian mulai. Keep a high dream ðŸ™‚

Sampai jumpa lagi di tulisan insipratif (emang gitu?) berikutnya.

 

Bandung, 7 Juli 2018

*buat kalian yang punya info tambahan, silakan komen di tulisan ini. Hatur Nuhun.

Ngobrol Ringan Tentang Karir

 

Hai ^^

Kali ini saya mau sharing mengenai topik yang gak pernah habis dan memuaskan manusia, ya karir. Di antara banyak topik yang menarik perhatian manusia selain cinta, pastinya mengenai kekayaan atau tahta. Atau saya rangkum dalam sebuah istilah karir.

Pertama, asosiasi mengenai karir selalu dibatasi oleh batas sukses dan tidak sukses. Di antara penentuan keduanya ada yang dinamakan proses menuju sukses. Bagi yang percaya bahwa semuanya butuh proses, tidak seinstan mie instan. Eh, bukannya mie instan pun perlu buka dulu bungkus, panasin air, terus rebus baru deh dilahap. Yummy :). Saya termasuk yang percaya bahwa semua yang terjadi di alam semesta memerlukan proses. Proses menyiratkan perubahan dari kondisi awal hingga kondisi akhir. Ada elemen waktu di sana.

Saya ingin bercerita, pekan lalu saya bertemu para alumni beasiswa. Dulu saya masuk kuliah di Bandung beserta puluhan nyaris 100 siswa SMA/MA se-Jawa Barat tahun 2010. Bercerita mengenai update masing-masing. Ada yang sudah punya anak, ada yang sudah mendapatkan pekerjaan impian, bahkan ada yang sudah lulus S3. Tak terasa 10 tahun berlalu, 1 dekade. Kita yang masih unyu-unyu dulu sudah menjadi suami/ istri, ayah/ ibu, pemimpin, guru, dan sebagainya. Menjalankan peran masing-masing.

Karir yang ditempuh beda-beda. Saya sendiri saat ini menjadi dosen. Saya ingin mewakafkan diri saya sebagai seorang guru. Jadi dari segi karir, jalurnya sudah jelas jika ingin mengejar jabatan tertinggi, yaitu menjadi guru besar. Jika ingin menebar kebaikan sebanyak-banyaknya, terbentang banyak sekali salurannya. Dalam proses karir tersebut, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Saya tidak ujug-ujug menjadi dosen. Saya butuh 9 tahun agar bisa berkarir sebagai dosen. Dan menjadi dosen itu berat, karena tanggung jawab moral yang tinggi. Saya berharap para dosen semua di manapun berada, dapat menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Butuh keikhlasan untuk segala kegiatan yang dijalani.

Saya mengawali pekerjaan pertama saya sebagai seorang guru bimbel. Dulu pernah ikut olimpiade fisika, jadi saya ngajar fisika SMA. Lokasinya di Bandung. Anak-anak yang diajar berlatarbelakang keluarga menengah ke atas. Mereka dibesarkan di lingkungan yang memadai, ada juga yang SD dan SMP nya di luar negeri. Kemudian masuk SMA-SMA favorit di Bandung. Pengalaman pertama saya ngajar saya deg-degan. Bukankah demikian? segala sesuatu yang merupakan first experience kita, selalu ada desir dan adrenalin yang menantang.

Saya lanjut kuliah S2 di kampus yang sama sambil mroyek bareng dosen. Saya beberapa kali ditunjuk sebagai koordinator projek. Di perjalanan S2 itu, saya mulai mengenai beberapa orang dengan bidang spesifik masing-masing. Ada yang konsen di migas secara profesional maupun akademisi, ada yang di geologi teknik, mineral, dan masih banyak lagi. Saya mulai berusaha membuka diri, bahwa semua permasalahan kompleks diselesaikan dengan disiplin ilmu yang berbeda-beda. Saya sempat ikut pertukaran pelajar ke Jepang dan ada juga pelatihan ke Malaysia. Semua saya coba. Kuliah S2, mroyek, panitia konferensi, pertukaran pelajar, main game juga :D.

Saya lanjut kemudian menjadi honorer di Pusair. Banyak ke lapangan untuk eksplorasi air, sambil nyambi juga jadi konsultan individu di Aresta Karya Mandiri. Saya keliling Indonesia dalam waktu 1,5 tahun. Cukup banyak daerah yang saya kunjungi. Menyelesaikan permasalahan geologi yang biasa timbul di berbagai sektor, industri dan instansi. Termasuk saya menjadi wellsite geologist di perusahaan kontraktor pemboran. Saya juga nulis buku, buka channel Youtube. Semua saya jalani. Ternyata, saya gak ada pekerjaan ya :D. Banyak banget waktu lowongnya, sampai semua dilakuin. Saya ketemu banyak orang dengan latar belakang dan bidang yang berbeda, level akademik S1 hingga profesor, para praktisi dan profesional, dan sebagainya. Dua, yang saya belum merasakan atmosfernya, para pengusaha dan politisi. Saya meyakini, semua yang ada di alam semesta ini saling terkait. Ada sebab-akibat. Menjalani kehidupan, kita dapat saja menemukan kejadian yang tak terduga di depan.

Banyak rekan saya yang tidak selalu mesti bekerja sesuai bidang. Kita semua bisa menjadi apa saja yang kita inginkan. Saya menemukan banyak orang yang terbebani dengan kata dan omongan orang lain, termasuk keluarga. Harus menjadi ini dan ini. Saya mulai berusaha menyadari dan mencoba menerima dengan lapang dada. Bahwa kita harus bertanggung jawab tentang pilihan kita. Merdeka lah sebebas-bebasnya. Kita berhak menjalani kehidupan dengan apa yang kita yakini. Belajar terus sebanyak-banyaknya, susunlah menjadi informasi, temukan insipirasi, dan menjadi bijaklah.

Tulisan ini terkhusus bagi yang sedang ketakutan, stres, bingung, mengenai masa depan. Masa depan memang tidak pasti, seperti kabut, perlu keyakinan semuanya akan jelas pada waktunya. Akan indah pada waktunya. Pelangi muncul setelah langit gelap berlalu. Kita punya kesehatan dan waktu, manfaatkan dengan baik. Kalaupun tidak ada salah satu dari keduanya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur.

News Landing - Information Factory Information Factory
Sumber: theifactory.com

Sedikit: kita hidup di era informasi yang berseliweran. Tidak sempat kita meresapi sumsum informasi. Heningkan sejenak, kumpulkan semua, ada insight di sana. Kita bisa mendapatkan wisdom kehidupan. Jika tidak hari ini, yakinlah suatu saat ada.

Refleksi Jadi Dosen 1 Tahun

 

Hai,

Ketemu lagi dengan saya, Admin Geodestinasi. Sebelum membahas materi sesuai judul postingan kali ini, saya mau sedikit intro dulu, mungkin sekalian promosi, hehe. Ga papa ya. Dikit koq.

Oke, saya punya beberapa blog. Yaitu Ujung Destinasi yang dulu awalnya bernama Hujung Destinasi. Sebuah blog wordpress berisi perjalanan mendaki gunung juga mengenai ilmu geologi. Saya buat awal 2012. Kemudian awal 2017 namanya berubah menjadi Ujung Destinasi. Kalian bisa temukan di berbagai medsos mainstream kecuali Twitter karena belum buat. Kalian bisa cari di Youtube, WordPressnya ada, Facebooknya juga, bahkan IG ada lho. Ujung Destinasi saat ini fokus pada dunia tulis menulis dan komunikasi sains dalam bahasa populer.

Blog kedua yaitu Blog Destinasi berisi perjalanan keliling Indonesia dan Luar Negeri, serta blog terakhir adalah Geodestinasi yang memfokuskan bahasan untuk topik geologi saja. 

– Admin

Saya juga Co-Founder Geo-Water Channel Indonesia. Sebuah kanal Youtube yang banyak sharing mengenai karir, geologi, air tanah, dan tips trik menarik lainnya dalam kehidupan ^^.

Oke, cukup sudah promosinya. Lanjut serius dulu.

Dosen. Apa yang kalian bayangkan jika mendengar kata ini?

Dari sisi karir.

Dari sisi akademik.

Dari sisi penghasilan mungkin.

Atau dari sisi kehidupan yang lain.

Ketika kecil, saya pernah bertemu dengan salah satu Manager Humas (mungkin namanya, CMIIW) PT. Chevron Geothermal Salak. Sebuah perusahaan yang memberikan tanggung jawab sosial, atau bahasa kerennya Corporate Social Responsibility (CSR). Di bidang pendidikan salah satunya. Belio bertanya, pengen jadi apa? Saya ditanya saat saya akan tes masuk ke Geologi ITB. Saya bilang dengan lepas saja, guru.

Bagi saya, dosen adalah salah satu jenis guru. Saya akan banyak menceritakan wejangan dari para senior. Saat di Medan, di Lapangan Merdeka, yang depan Stasiun Medan itu, di tengah hari cerah ditemani cangkir kopi dan kue, seorang dosen senior yang juga adalah orang yang saya temui pertama kali saat workshop di Malaysia, berkata seperti ini:

Dosen itu harus ikhlas untuk beramal, jangan mengharapkan gaji besar, buatlah konsultan atau semacamnya kalau mau ngejar kebutuhan uang. Ya.

– Wejangan senior

Sebentar saya pikir-pikir. Ada benarnya. Banyak guru-guru kita, juga dosen, yang telah mengajarkan ilmu dengan ikhlas. Kalau diberikan kalkulasi perhitungan, lebih banyak yang diberikan daripada apa yang mereka dapatkan. Bukankah kita sering mendengar kabar bahwa banyak guru yang status “kesejahteran karyawan” kurang, semisal digaji sedikit atau bahkan ada yang dirapel. Saya sih berharap, semua merata bisa ada perbaikan.

Jadi dosen, kata pembimbing saya adalah pilihan terakhir jika tidak mendapat pekerjaan. Memang saya rasakan demikian. Tapi jika saya harus menerima dengan lapang dada. Bahwa profesi dosen adalah untuk mengabdi kepada kemanusiaan. Kalau seorang Sapardi Djoko Damono bilang menulis adalah bekerja untuk keabadian. Doa saya semoga para guru dan dosen mengalir terus amalannya hingga menembus ruang dan waktu di masa mendatang.

Bagaimana refleksi saya selama satu tahun menjadi dosen. Gugup? Iya pertama kalinya gugup dan saya mendapat evaluasi yang banyak dan mendalam. Seterusnya? Saya belajar memahami, bahwa tugas dosen lebih besar, agar mahasiswa mampu menjadi long life learner. Pembelajar sepanjang hayat. Dosen juga memiliki darma yang lain, mentransformasikan ilmu pengetahuan ke masyarakat, dan tentu saja melakukan perkembangan sains atau teknologi.

Jadi dosen? Tidak dikatakan sebagai prosesi yang buruk jika melihat dari karir. Jenjangnya sudah jelas, bahwa paling tinggi jadi profesor. Sebuah jabatan dengan kecakapan mumpuni di bidang sains atau teknologi. Apa bisa fleksibel? Bisa sekali. Saya bahkan masih bisa memberikan pekerjaan ke adik-adik kelas saya agar bisa mengerjakan permintaan proyek. Mesti tidak sering, tapi cukup untuknya membeli sebungkus dua bungkus makan selama satu tahun.

Selain itu, saya juga bisa nulis buku. Buku kedua saya sedang proses terbit di penerbit mayor. Doakan akhir tahun ini, jika pandemi berakhir, bisa mampir di toko buku kesayangan Anda ðŸ™‚

Kalau novel pertama saya berkisah tentang Bandung Patahan, buku kedua saya bercerita tentang Perjalanan Mapping di Hutan.

Salam Hangat bagi yang baru mampir, sampai ketemu di tulisan berikutnya.

5 Things You Need to Know About University Lecturers
sumber: whatuni.com

Tes Dosen di Universitas Pertamina

 

Pada Februari 2019 beredar rekrutmen Dosen Tetap di Universitas Pertamina. Website resmi Universitas Pertamina bisa diklik melalui link UP.

Lowongan pekerjaan saya akses dari beberapa WAG dan postingan dari rekan-rekan di FB. Info Lowongan Pekerjaan bisa Klik Di sini.

Saat ini, Alhamdulillah saya diterima sebagai Dosen Tetap di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Eksplorasi dan Produksi, Universitas Pertamina. Saya melewati beberapa tahapan seleksi dalam kurun waktu lebih kurang 3 bulan. Proses rekrutmen dan pengumuman lolos tahapan dilakukan melalui surel dan telepon dari Bagian SDM.

Saya ingin menuliskan pengalaman saya ikut seleksi Dosen UP untuk berbagi kepada para calon dosen yang kebetulan ikut seleksi yang sama dan membaca tulisan saya ini.

Deadline pendaftaran untuk bukaan dosen tetap tahun 2019 ini pada 15 Maret 2019 pukul 16.00 WIB. Saya telat mengirimkan lamaran satu jam setelah batas akhir. Saya melakukan persiapan yang agak mendadak. Sepekan sebelum batas akhir pendaftaran, saya sudah mengurus surat keterangan sehat dari Rumah Sakit. Hal ini dilakukan karena selama sepekan ke depan akan berada di Bali untuk pengeboran air di Seririt.

Saat mengirimkan berkas tersebut, saya sedang berada di kereta bandara menuju Tangerang karena akan menghadiri pernikahan seorang kawan di Singapura. Sesaat tombol kirim ditekan, saya berdoa semoga lamaran yang saya submit masih dapat diterima.

Kemudian di akhir proses keseluruhan, saya baru tahu dari 1000-an pendaftar hanya 30 dosen saja yang diterima di periode bukaan Maret 2019.

Informasi dari Bagian SDM

Berkas lamaran yang dikirim terdiri dari 6 berkas, yaitu:

  1. CV,
  2. Surat Keterangan Sehat,
  3. KTP,
  4. Rancangan Pembelajaran Semester,
  5. Ijazah dan Transkrip S2, serta
  6. Contoh Slide Perkuliahan (waktu itu karena bidang saya Geologi Teknik, saya memilih topik tentang longsoran).
Berkas lamaran yang dikirim ke Bagian HR Universitas Pertamina

Setelah beberapa pekan, saya mendapatkan balasan surel dari Tim HR. Saya diundang ikut tes Psikologi. Karena sebelumnya belum pernah ikut seleksi dosen, saya menduga tes yang dimaksud adalah mengerjakan soal seperti aritmatika, matematika dasar, penalaran, antonim, sinonim, tes koran, dan lain-lain. Ternyata hari H para calon dosen hanya tes psikologi berupa 560-an pertanyaan yang sesuai dengan karakter diri.

Saya memilih ikut Tes Psikologi pada 15 April 2019. Malam sebelumnya, saya belajar materi-materi tes seperti Tes CPNS (sudah gagal 2x btw, hehe). Kemudian berangkat tes dari Bandung ke Jakarta menggunakan travel. Seminggu sebelumnya saya baru balik ngebor air di Aceh. Jadi ya persiapannya tidak maksimal. Sekalian nanti balik mudik ke Bogor buat pemilihan legislatif dan eksekutif 17 April 2019.

Hari H Tes Psikologi saya sudah berada di Komplek Pertamina Simprug. Bertanya kepada satpam tentang Gedung Griya Legita tempat tes berlangsung.

Wellsite Geologist


Hai, gimana kabarnya teman-teman setia Geodestinasi? ðŸ™‚

Kali ini saya mau cerita apa itu Wellsite Geologist. Oke, jadi simpelnya Wellsite Geologist itu adalah orang geologi yang jaga sumur, hehe. Tapi bukan sembarang jaga, ada hal yang dia catat dan dia analisis.

Biar gampangnya, saya ambil contoh. Kemarin saya habis pulang dari Gorontalo, jadi Wellsite Geologist di sana untuk pengeboran air tanah. Jadi tugas saya itu, mengawasi kegiatan pemboran dari mulai pilot hole, logging, reaming hole, dan harusnya hingga uji pemompaan (pumping test).

Ini lokasi waktu ngebor

Pilot Hole

Pilot hole ini awal mula bor dimulai, jadi pilot, pendahulu gitu. Waktu itu diameter lubangnya 8″, alat yang kita pakai jenis rotary spindle. Pilot hole kita punya target kedalaman 90 m, nanti dilanjutkan pembesaran lubang (reaming). Tugas saya sebagai wellsite geologist mencatat Static Well Level (SWL) sebelum dan setelah kegiatan pemboran selesai. Terus ada parameter fisik lumpur yang harus diukur pakai alat namanya Intelligent Meter, alat ini nanti ngukur tingkat salinitas, Total Dissolve Solid (TDS), suhu, electricity, dan pH. Karena ada dugaan infiltrasi air laut, parameter yang dikontrol ketat itu salinitas dan TDS. Kalo airnya asin atau payau, nilai dua parameter itu tinggi dari yang sebelum-sebelumnya. 

Ini dia Intelligent Meter 

Nah, di Pilot Hole ini juga, tugas utama geologist itu deskripsi cutting yang keluar dari hasil pengeboran. Kekuatan seorang geolog adalah observasi dan analisis. Jadi, hasil deskripsi batuan yang digerus mata bor ini nanti keangkat naik lewat sumur dan mengalir ke mud pit. Sebelum ke mud pit ini, cutting diambil dan dideskripsi. Ada sampel basah dan kering. Hasil deskripsi batuan ini akan dibuat log litologi untuk disandingkan dengan log-log yang lain untuk memperkuat analisis posisi screen yang harus ditaruh.

Tak lupa, data seperti Rate of Penetration (ROP) juga dicatat. Kalo ketemu litologi yang keras, biasanya ROP relatif lambat gitu, kalo yang lunak kayak lempung, ROP nya cepet.

Ini dia cutting hasil pengeboran, litologinya itu andesit dan tuf.

Mud Pit, kolam lumpur, lumpurnya dibuat dari adonan air dan bentonit. Makin kental mud nya nanti cutting yang keangkat lebih gede terus bisa bikin cepet ngebornya juga. Tapi hati-hati kalo ketemu akuifer, mud yang kentel bisa ngaruh ke akuifernya.

Logging

Logging ini pakai alat khusus, ada log Sp, terus Gamma, dan Resistivity. Pokoknya nanti muncul grafik-grafik gitu, bisa jadi data penting untuk interpretasi lapisan akuifer. Akuifer ini mengandung air dan akan ditaruh saringan (screen). Kalo yang bukan akuifer, nanti dipasangnya pipa buta, bahannya bisa stainless steel atau galvanis.  Tahap logging ini menjadi penting karena ditambah dengan log litologi akan menjadi dasar penentuan kegiatan selanjutnya untuk konstruksi. Berapa batang pipa screen dan berapa batang pipa buta yang mesti dilas dan siap untuk dikonstruksi nantinya. Ohia, interpretasi ini jadi andalannya orang geologi. Dengan data yang banyak dan bervariasi, satu orang dengan orang lain bisa beda interpretasi. Kasus di Gorontalo ini memang banyak rekahan yang terisi mineral seperti kalsit, ada juga alterasi mineral klorit. Data log yang menjadi dasar paling utama di log Resistivity dan log Sp. Kalo log Gamma datar semua karena memang homogen litologinya andesit.   

Kayak gini contoh log. Gambarnya saya ambil dari https://mountsopris.com/items/40grp-1000-combination-gamma-and-resistivity-probe/

Reaming Hole

Reaming Hole pembesaran lubang. Dengan kekerasan litologi yang tinggi, reaming dimulai dengan diameter 10″ untuk kemudian diteruskan dengan diameter 12″.

Konstruksi

Pumping Test

Dua di atas terakhir dilanjut lain waktu bahasannya. Kalo untuk pumping test sih nanti uji pemompaan gitu, outputnya berapa sih debit air yang optimum bisa diambil, itu ada banyak hitung-hitungan rumusnya.

Oke, sekian dulu ya ^^

Terimakasih sudah berkunjung. Tetap pantengin terus website ini. 

Ada banyak keindahan di Gorontalo, ini fotonya

 

    

The Wave, film tentang gelombang air akibat avalanche

 

Ketika menonton film The Wave asal Norwegia yang memiliki pegunungan dengan batuan keras, batuan beku atau metamorf (?) dan banyak retakan yang terjadi. Mitigasi melalui pemantauan sepanjang retakan untuk memonitor pergerakan dilakukan. Pada akhirnya, dengan sistem yang tergolong baik melalui stasiun pengamatan, retakan tersebut tetap bergerak di luar dugaan. Air yang tiba-tiba menghilang secara mendadak memperlicin bidang lemah pada retakan batuan. Dengan overburden yang tinggi terjadilah avalance pada gunung tersebut. Bencana nyata adalah dampak jatuhnya material avalanche batuan yang membuat perubahan secara mendadak gelombang perairan di daerah tersebut sehingga terjadilah the wave yang meluluhlantahkan pemukiman setempat. Ternyata catatan sejarah terjadi avalanche patut untuk ditelusuri sebagai bagian upaya mitigasi di daerah tersebut.

🙂

Ini trailer film The Wave yang dirilis tahun 2016:



Formasi Batuasih

 

Formasi Batuasih
Penamaan
Nama Batuasih diambil dari nama desa sekitar 3 km selatan dari Cibadak, Sukabumi, letaknya tepat di lembah antara G. Walat dan antiklin Pasir Bongkok. Nama Batuasih dipakai untuk penamaan satuan di daerah ini, pertama-tama oleh Baumann (1972) dengan nama Batuasih Marl Formation, dan kedua secara lebih resmi diberikan oleh
Effendi (1974) sebagai Formasi Batuasih. Nama Formasi Batuasih tetap dipertahankan dalam tulisan ini mengingat ciri dari batuan ini dalam ruang dan waktu adalah jelas dan tersendiri.

Penyebaran dan Ketebalan
Penyebaran Formasi Batuasih agak terbatas. Secara litologi formasi ini menyerupai Formasi Cijengkol di Banten Selatan, tetapi di Banten jauh lebih tebal, serta bersifat lebih marin, kaya akan foram plangton. Kearah timur beberapa singkapan napal hitam di daerah Rajamandala, Cipanas (Saguling) juga sangat menyerupai Formasi Batuasih. Ketiga singkapan tersebut, Formasi Cijengkol, Formasi Batuasih (termasuk singkapan di Rajamandala),
mempunyai kedudukan stratigrafi yang sama. Ketebalan Formasi Batuasih di daerah lokasitipenya adalah 111 m. Di Saguling ketebalan minimum adalah 400 m, sedangkan Formasi Cijengkol di Banten Selatan adalah 570 m.
Nama terakhir masih perlu dipertahankan.

Ungkapan Morfologi
Formasi Batuasih yang berbatasan dengan Formasi Bayah dan Formasi Rajamandala menunjukkan morfologi yang terendah. Hal ini disebabkan karena kedua satuan yang membatasi mempunyai ketahanan erosi yang lebih besar,
sehingga morfologi Formasi Batuasih selalu merupakan lembah diantara kedua perbukitan tersebut.
Lokasitipe dari Stratotipe
Stratotipe Formasi Batuasih berada pada lokasitipenya, yakni desa Batuasih (Gambar 1). Singkapan terbaik adalah sepanjang sungai kecil dekat pembakaran gamping paling utara. Sebagai lokasitipe dari Formasi Batuasih dipilih desa Batuasih, yang terletak diantara G. Walat dan Pasir Bongkok di jalan Cibadak – Pelabuhan Ratu. Koordinat dari lokasitipe ini adalah 106° 46’ B.T. dan 6° 50’ L.S.

untitled

Ciri Litologi
Formasi Batuasih yang menutupi Formasi Bayah di G. Walat kebanyakan terdiri dari lempung yang keras, padat sering napalan. Beberapa sisipan tipis lanau pasiran juga ditemukan dan kadang-kadang juga dijumpai pasir. Lanau
pasiran ini umumnya terdiri dari kwarsa dan rijang, tidak mengandung fragmen volkanik. Pirit umum dijumpai. Salah satu singkapan yang baik di S. Cibatu. Bagian atas, terutama lebih bersifat napalan banyak mengandung fosil foraminifera dan gastropoda disamping fragmen echinoid dan bryozoa. Warna umumnya abu-abu kehitaman,
getas dan menyerpih.

Ciri Batas
Ciri batas bawah dari Formasi Batuasih dengan Formasi Bayah di G. Walat, ditandai oleh berkurangnya atau hilangnya pasir dan konglomerat pada Formasi Bayah. Lempung pada Formasi Batuasih bagian bawah sulit dibedakan dengan beberapa sisipan lempung yang tebal pada Formasi Bayah di daerah G. Walat. Batas di daerah tipe tidak jelas, karena terusakkan oleh sesar. Batas atas di daerah tepinya terlihat jelas di sungai kecil dekat perkapuran paling utara. Pada air terjun bagian atasnya terdiri dari gamping, sedangkan bagian bawahnya secara
berangsur berubah menjadi lempung, napal hitam dari Formasi Batuasih. Ciri batas lateral tidak diketahui karena
penyebaran yang sangat terbatas. Di bagian sebelah timur dari G. Walat, di selatan Sukabumi, batugamping dari Formasi Rajamandala langsung berada diatas Formasi Bayah yang terdiri dari pasir kwarsa. Dari gejala tersebut Baumann (1972) menganggap bahwa Formasi Batuasih merupakan fasies lautan dari Formasi Bayah Atas. Oleh karena itu Baumann (1972) menganggap kedudukan antara Formasi Rajamandala dan Formasi Batuasih adalah tidak selaras, walaupun antara keduanya tidak terdapat selang waktu sedimentasi yang berarti. Formasi Batuasih
berumur Oligosen Atas, dan Formasi Rajamandala ditutupi oleh Formasi Citarum yang berumur Oligosen Akhir (terakhir). Kedua formasi, Formasi Batuasih dan Formasi Rajamandala menurut penelitian ini adalah merupakan perubahan fasies, dan samasama tidak selaras diatas Formasi Bayah. Formasi Batuasih dan Formasi Rajamandala merupakan endapan daerah transisi dan laut dangkal, sehingga perubahan fasies antara kedua satuan tersebut dapat terjadi setempat-setempat. Seringnya dijumpai sisipan batupasir kwarsa pada bagian bawah Formasi Rajamandala menguatkan kesimpulan tersebut.


Kandungan Fosil dan Umur
Pada bagian terbawah dari Formasi Batuasih ini tidak ditemukan fosil laut dangkal. Gastropoda dan pelecypoda, diantaranya yang dapat dikenal adalah : Conus sp dan Terebra, pelecypoda umumnya sudah sangat rusak. Fosil
lain yang ditemukan adalah duri echinoid, yang umumnya menunjukkan lingkungan laut dangkal dan berpasir. Adanya fosil ini dapat menunjukkan thanatoconoese dari beberapa fosil pada napal di Batuasih ini. Fosil foraminifera juga ditemukan pada bagian tengah dan atas dari Formasi Batuasih ini. Baumann (1972) menemukan :
Globigerina praebulloides
G. angulisuturalis
G. ciporuensis
yang menunjukkan umur N2 – N4 atau Oligosen Akhir. Adinegoro dan Arpandi (1976) menyebutkan adanya beberapa foram besar :
Nummulites sp
Heterostegina borneensis
Lepidocyclina sp
Dalam penelitian terakhir, telah diteliti contoh batuan dari Formasi Batuasih, tetapi hanya bagian atas yang mengandung foram plangton. Walaupun tidak banyak jumlahnya, tetapi semua species yang ditemukan oleh Baumann (1972) juga terdapat pada contoh yang diperiksa, disamping itu juga ditemukan beberapa contoh dari Globigerina tripartita.

Kedudukan Stratigrafi
Formasi Batuasih merupakan lingkungan transisi dari dominan lingkungan darat (pasir konglomerat dari Formasi Bayah di G. Walat) ke lingkungan lautan (gamping dari Formasi Rajamandala). Kedudukan stratigrafi dari Formasi Batuasih dan Formasi Bayah dibawah mungkin tidak selaras, sedangkan batas atasnya dengan Formasi Rajamandala adalah selaras.

Lingkungan Pengendapan
Warna Formasi Batuasih umumnya hitam, abu-abu, sering mengandung mineral pirit. Fosil di bagian bawah umumnya jarang. Kearah atas fosil makin mengarah ke fosil laut. Di bagian tengah banyak mengandung pelecypoda
dan gastropoda, sedangkan pada bagian atas sering dijumpai napal yang mengandung foraminifera. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan pengendapan Formasi Batuasih adalah laut transisi dengan kondisi reduksi pada bagian bawahnya.
Didalam catatan Formasi Ciletuh dan Formasi Bayah telah disebutkan bahwa Formasi Bayah merupakan pendangkalan dari sistem prisma akresi di depan busur vulkanik. Formasi Batuasih terletak tidak selaras diatas
Formasi Bayah yang mengandung sisipan batubara. Dari sini kita dapat simpulkan bahwa, proses transgresi telah menerus di selatan, menutupi suatu lembah yang dulunya merupakan punggungan busur luar yang berlingkungan
darat. Oleh karena itu kita dapat simpulkan bahwa Cekungan Bogor mulai terlihat pada umur Akhir Oligosen ini.

 

Referensi:

Martodjojo, S. (2003): Evolusi Cekungan Bogor Jawa Barat, Penerbit ITB, Bandung.

Apa itu Peta?